Jika baru-baru ini Anda membeli sebuah SSD, Anda mungkin sedang berpikir bagaimana cara untuk membuat Windows di-boot dengan menggunakan SSD. Di dalam artikel ini, kami akan membahas semua yang perlu Anda pahami tentang cara pembuatan SSD yang dapat di-boot di Windows 10.

Cara untuk Membuat SSD yang Dapat Di-boot untuk Windows

Wondershare Recoverit Authors

Feb 21, 2024 • Filed to: Backup Data • Proven solutions

0

Terdapar dua pilihan utama ketika kita berbicara tentang penyimpanan data di komputer. SSD dan HDD memiliki keuntungan-keuntungan yang membuat mereka menjadi unik, namun, bagaimanapun juga SSD memiliki kecepatan baca dan tulis yang lebih cepat daripada HDD. Dan karena alasan ini, SSD telah menjadi pilihan ideal untuk menyimpan sistem operasi; namun demikian, ketika Pengguna memutuskan untuk menggunakan SSD sebagai perangkat boot untuk Windows mereka, masalah seperti komputer tidak dapat memulai Windows dapat muncul kapan saja. Masalah ini dapat diatasi, dan kami akan membahas bagaimana cara memperbaikinya.

Bagian 1: Metode yang Dapat Digunakan untuk Membuat SSD yang Dapat Di-boot di Windows

T: Beberapa hari yang lalu, saya membeli sebuah SSD untuk menginstal Windows di dalamnya, tetapi ketika saya menyalakan komputer Windows saya, SSD saya malah tidak dapat bekerja. Apakah ada cara untuk memperbaikinya?

Dalam beberapa tahun terakhir ini, sangat umum bagi pengguna untuk memutuskan untuk mengganti HDD mereka yang merupakan unit penyimpanan terkemuka dengan SSD karena kecepatan baca dan tulis data yang tinggi yang dimiliki SSD. Selain itu, hal ini memungkinkan penggunaan HDD yang telah digantikan untuk bekerja sebagai perangkat penyimpanan saja. Tetapi perlu Anda ingat bahwa proses ini tidak sesederhana proses menghubungkan SSD baru Anda dan menginstal Windows di dalamnya.

Agar firmware komputer Anda (UEFI / BIOS) dapat mengidentifikasi disk tempat Anda ingin melakukan boot, Anda harus terlebih dahulu melakukan beberapa penyesuaian pada parameter boot firmware. Selain itu, Anda harus mempertimbangkan opsi untuk mengkloning HDD Anda dibandingkan hanya menginstal Windows 10 di SSD baru Anda.

Dalam unggahan ini, kami akan menjelaskan secara mendetail mengapa kecepatan transfer SSD lebih tinggi daripada HDD. Ditambah lagi, kami juga akan menunjukkan cara mengubah prioritas boot di firmware komputer Anda, baik dengan BIOS ataupun UEFI. Kami akan menunjukkan kepada Anda cara mengkloning informasi dari HDD Anda ke SSD baru Anda dengan cara termudah dan teraman.


Bagian 2: Boot SSD VS. Boot HDD di Windows 10

Banyak rumor berdatangan mengenai kecepatan boot Windows 10 dari SSD. Dikatakan bahwa kecepatan boot dari SSD jauh lebih tinggi daripada HDD dan kenyataannya memang demikian.

Kecepatan baca dan tulis HDD dibatasi oleh jumlah putaran per menit (RPM) yang dihasilkan oleh sumbu yang memutar pelat aluminium di dalamnya. Selain itu, perangkat ini sangat rapuh karena di dalamnya terdapat bagian yang bergerak, yang mana harus tetap berada pada posisi yang tepat.

Di sisi lain, SSD menggunakan sistem transfer data (Bus) yang lebih canggih, yang dapat dibandingkan dengan multiple parallel highway, mentransfer data dalam bentuk energi, dan juga karena SSD tidak memiliki bagian yang bergerak di dalamnya, mereka dapat dibilang jauh lebih rapuh dibandingkan HDD. Meskipun demikian, kecepatan transfer data SSD masih terbatas, namun masih jauh lebih cepat daripada HDD.

Dan karena ini, menggunakan SSD sebagai perantara boot sistem operasi pun menjadi sangat umum digunakan, karena ini dapat mengurangi waktu muat menjadi hanya beberapa detik.


Bagian 3: Bagaimana Cara Mengkloning HDD ke SSD?

Setelah Anda mengetahui keuntungan-keuntungan utama dari sebuah SSD, maka sekarang waktunya kita berdiskusi tentang kloning disk.

Jika Anda memutuskan untuk mengganti HDD Anda ke SSD, Anda mungkin mengira harus menginstal Windows 10 dari awal untuk SSD Anda dan kemudian menyalin semua file dari HDD Anda. Opsi ini memang terlihat seperti opsi yang efisien, tetapi sebenarnya tidak efisien sama sekali, karena ketika menginstal Windows 10 yang baru, Anda akan membuang semua pembaruan dan konfigurasi sistem operasi sebelumnya. Masalah ini dapat diatasi dengan menyesuaikan ulang pengaturan, mendownload pembaruan yang diperlukan, dan bahkan menyortir file secara manual, tetapi seperti yang mungkin telah Anda ketahui, melakukan semua proses ini adalah tugas berat yang dapat memakan waktu berjam-jam.

Untuk mengganti HDD dengan SSD, kami menyarankan Anda untuk mengkloning disk; dengan cara ini, Anda bahkan tidak perlu menginstal ulang Windows 10. Hal ini dikarenakan proses kloning akan menyalin semua informasi yang ada di HDD Anda dan akan merestrukturisasinya untuk dapat menyesuaikannya diri dengan infrastruktur SSD. Di sini kami akan menunjukkan cara melakukannya dengan bantuan sebuah software bernama AOMEI Backupper yang dapat membackup data secara profesional. Anda dapat mendownload AOMEI Backupper dengan gratis melalui situs web resminya.

Langkah ke-1: Klik Disk Clone

pilih-kloning-disk

Setelah Anda selesai menginstal dan membuka software-nya, pergi ke bagian Kloning dan kemudian klik opsi Disk Clone (untuk menggunakan opsi ini, SSD yang Anda miliki harus memiliki kapasitas penyimpanan yang cukup untuk menyimpan konten dari HDD Anda; jika Anda tidak memilikinya, Anda dapat memilih opsi Sistem Kloning untuk dapat menghemat ruang).

Langkah ke-2: Pilih Disk Sumber

sumber-kloning-disk

Pilih disk HDD Anda dan kemudian klik tombol Selanjutnya.

Langkah ke-3: Pilih Disk Lokasi

lokasi-kloning-disk

Sekarang, Anda harus memilih SSD Anda dan kemudian klik tombol Selanjutnya.

Langkah ke-4: Atur preferensi Kloning

pengaturan-kloning-disk

Setelah Anda memilih kedua disk tersebut, Anda akan melihat jendela seperti yang ditunjukkan pada gambar. Buka bagian bawah jendela dan centang kotak Penyelarasan SSD lalu klik Edit partisi.

Langkah ke-5: Atur ukuran partisi

mengatur-partisi-kloning-disk-secara-manual

Biasanya, SSD cenderung memiliki kapasitas penyimpanan yang lebih kecil daripada HDD; tetapi, jika SSD Anda memiliki kapasitas penyimpanan yang lebih besar daripada HDD Anda, maka Anda harus memilih opsi penyesuaian ukuran partisi secara manual. Kemudian, Anda harus menyeret bar yang berada di bawah untuk menyesuaikan ukuran partisi secara maksimal. Setelah selesai melakukan penyesuaian, klik OK dan klik Start clone.


Bagian 4: Bagaimana Cara Mem-boot dari SSD Drive setelah Proses Kloning?

Sebelum mulai menggunakan SDD Anda sebagai perangkat boot, Anda harus mendefinisikan ulang parameter boot firmware komputer Anda. Proses ini memang cukup sederhana, tetapi perlu diingat bahwa saat ini terdapat dua jenis firmware, dan langkah-langkahnya sedikit berbeda tergantung pada firmware yang Anda miliki (BIOS atau UEFI). Di bawah ini, kami akan menunjukkan kepada Anda bagaimana melakukannya dengan langkah-langkah sederhana ini.

Langkah ke-1: Buka menu konfigurasi firmware

Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah menyalakan komputer sambil menekan tombol DEL (Tombol ini mungkin berbeda tergantung pabrikan komputer Anda) untuk mengakses menu pengaturan BIOS atau UEFI.

Langkah ke-2: Ubah Prioritas Perangkat Booting

bios-gambar-1

Setelah Anda mengakses menu setup BIOS, Anda dapat pergi ke bagian BOOT dan memilih opsi Prioritas Perangkat Booting. Sekarang, Anda perlu menempatkan SSD Anda di prioritas nomor 1. Sebelum Anda selesai, pastikan Anda sudah menyimpan perubahan sebelum keluar dari utilitas setup BIOS. (Perlu diingat bahwa untuk berpindah dari satu opsi ke opsi yang lain di dalam menu ini, Anda tidak akan dapat menggunakan kursor. Di layar panel bagian kiri, Anda akan melihat instruksi untuk berinteraksi dengan utilitas pengaturan BIOS).

uefi-gambar-1

Setelah Anda selesai mengakses menu konfigurasi UEFI, pergi ke panel di sebelah kanan dan klik tombol Beralih Semua. Sebuah jendela akan muncul di mana Anda dapat menetapkan SSD Anda sebagai prioritas boot nomor 1. Setelah proses ini selesai, jangan lupa untuk menyimpan perubahan.

Langkah ke-3: Boot ulang PC Anda

Setelah Anda mengubah parameter boot firmware komputer Anda, Anda harus menyalakan ulang komputer Anda sehingga proses boot juga dapat terulang, tetapi proses kali ini berlangsung dari SSD Anda.

Ingatlah bahwa sekarang komputer Anda akan memulai Windows 10 dari SSD; sehingga kedepannya Anda dapat menggunakan HDD lama Anda sebagai media penyimpanan, artinya Anda dapat memformatnya untuk menghilangkan sistem operasi yang tersimpan di dalamnya. Oleh karena itu, Anda akan dapat memindahkan folder dan file yang lebih besar dari SSD Anda ke dalam HDD untuk menghemat ruang, atau Anda dapat mencabutnya untuk menghindari keausan perangkat jika Anda tidak ingin menggunakannya lagi.


Kesimpulan

Seperti yang mungkin Anda sudah ketahui, SSD adalah media penyimpanan yang sangat baik dan memiliki kemampuan untuk membuat pengalaman pengguna yang jauh lebih nyaman dikarenakan oleh waktu tunggu yang singkat dalam proses pemuatan. Selain itu, Anda juga dapat menggunakan software seperti AOMEI Backupper untuk mempercepat proses secara signifikan. Untuk mengganti disk, Anda harus ingat bahwa mem-boot sistem operasi memerlukan perangkat penyimpanan yang berbeda, hal ini memerlukan konfigurasi khusus pada skema prioritas boot firmware komputer Anda.

Recoverit author

Amy Dennis

staff Editor

(Click to rate this post)

Generally rated4.5(105participated)

Home > Resources > Backup Data > Cara untuk Membuat SSD yang Dapat Di-boot untuk Windows