Recovery file penting dari sistem komputer Windows yang mengalami crash
Sistem operasi Microsoft Windows adalah rangkaian sistem operasi yang diciptakan untuk digunakan pada komputer pribadi, laptop, tablet, dan perangkat lainnya. Sistem operasi ini dikembangkan dan dikelola oleh Microsoft Corporation, dan merupakan sistem operasi yang paling banyak digunakan secara global.
Sistem Windows menyediakan antarmuka pengguna berbasis grafis (GUI), utilitas sistem, dan platform untuk menjalankan berbagai aplikasi software. Beberapa versi populer dari Sistem Windows meliputi Windows XP, Windows 7, Windows 8, dan Windows 10. Sementara versi terbarunya adalah Windows 11, yang diluncurkan pada tahun 2021.
Periksa riwayat dari versi Microsoft Windows
Sistem Windows dapat mengalami crash karena berbagai alasan. Mengidentifikasi gejala dari terjadinya crash pada Sistem Windows dapat membantu mengidentifikasi penyebab potensial dan memudahkan recovery file penting dari sistem yang mengalami crash.
Konflik driver
Crash pada sistem dapat terjadi ketika dua atau lebih driver mengalami konflik dengan satu sama lain. Hal ini biasanya terjadi ketika driver yang tidak kompatibel atau sudah usang diinstal ke dalam perangkat.
Sistem Berkas yang Rusak
Crash dapat disebabkan karena adanya kerusakan atau kehilangan sistem berkas yang penting. Penyebabnya bisa berasal dari serangan virus, kerusakan pada hard drive, atau penghapusan yang tidak sengaja dilakukan.
Kegagalan Hardware
Hardware yang rusak, seperti RAM, CPU, atau hard drive, dapat mengakibatkan terjadinya crash pada sistem. Hal ini bisa disebabkan oleh penuaan hardware, overheat, atau penggunaan yang tidak benar.
Konflik Software
Crash dapat terjadi ketika dua atau lebih program software mengalami konflik dengan satu sama lain. Hal ini umumnya terjadi saat suatu program tidak berjalan dengan benar atau menyebabkan kesalahan sistem selama beroperasi.
Sumber Daya Sistem yang Tidak Cukup
Crash pada sistem dapat terjadi ketika sumber daya sistem (seperti memori, penggunaan CPU, dan sejenisnya) terkuras. Hal ini umumnya terjadi ketika program-program berukuran besar atau beberapa program dijalankan secara bersamaan.
Serangan Virus atau Malware
Virus atau malware dapat menyebabkan kekacauan dengan merusak sistem berkas, mengubah pengaturan sistem, atau menghabiskan sumber daya sistem, dan pada akhirnya menyebabkan crash dan memerlukan tindakan yang sesuai untuk mencegah kehilangan data dan merestore fungsionalitas.
Masalah Pembaruan Sistem
Pembaruan sistem Windows terkadang dapat menimbulkan masalah baru yang menyebabkan terjadinya crash. Hal ini mungkin terjadi akibat masalah pada paket pembaruan itu sendiri atau permasalahan yang muncul saat proses pembaruan berlangsung.
Kesalahan Sistem Operasi
Meskipun hal ini kurang umum, crash juga bisa terjadi karena kesalahan internal di dalam sistem operasi Windows. Dalam kasus seperti itu, pengguna biasanya harus bersabar menunggu Microsoft merilis perbaikan yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Berikut adalah 8 gejala utama terjadinya crash pada sistem Windows, seperti memulai ulang secara tidak terduga dan blue screen of death, serta solusi yang efektif untuk mencegah hilangnya data dan meningkatkan stabilitas sistem.
Kesalahan blue screen yang timbul pada sistem Windows biasanya disertai dengan kode kesalahan dan informasi yang terkait. Hal tersebut seringkali terlihat sebagai informasi kesalahan berwarna putih pada background biru, yang memberikan penyebab dari kegagalan serta detail teknis yang terkait. Hal ini dapat disebabkan oleh kegagalan hardware, masalah driver, atau konflik pada software.
Memperbaiki kesalahan Blue Screen of Death (BSOD) bisa melibatkan langkah-langkah troubleshoot yang beragam tergantung pada akar penyebab permasalahannya. Berikut ini adalah panduan umum untuk membantu Anda mengatasi BSOD: 1. Catatlah kode kesalahannya: Saat terjadi BSOD, sebuah kode kesalahan dan deskripsi umumnya akan ditampilkan di layar. Catatlah informasi ini karena hal tersebut dapat membantu Anda mengenali akar penyebab permasalahannya. 2. Boot dalam Mode Aman: Jika BSOD tetap berlanjut, cobalah melakukan boot komputer Anda dalam Mode Aman. Nyalakan ulang komputer Anda dan tekan tombol F8 (atau tombol yang sesuai untuk sistem Anda) sebelum logo Windows muncul. Pilih opsi "Mode Aman" dari daftar pilihannya. 3. Perbarui driver: Driver yang sudah usang atau rusak biasanya dapat menyebabkan terjadinya BSOD. Saat berada dalam Mode Aman, bukalah Manajer Perangkat, cari perangkat-perangkat yang menunjukkan simbol peringatan berwarna kuning, lalu klik kanan dan pilih opsi "Perbarui driver." Anda juga dapat mengunjungi situs web produsen hardware Anda untuk mendownload driver terbaru. 4. Jalankan Pembaruan Windows: Pastikan versi sistem operasi Anda sudah yang terbaru dengan menjalankan Pembaruan Windows. Langkah ini dapat membantu memperbaiki bug atau masalah kompatibilitas yang sudah diketahui yang dapat menyebabkan terjadinya BSOD. 5. Lakukan pemindaian malware: Malware dapat menyebabkan BSOD dalam beberapa kasus. Lakukan pemindaian menyeluruh pada komputer Anda menggunakan program antivirus yang tepercaya untuk memastikan sistem Anda bebas dari malware. 6. Periksa hardware: Komponen hardware yang rusak, seperti RAM, hard drive, atau kartu grafis, bisa menjadi penyebab BSOD. Periksa apakah terdapat indikasi kegagalan atau kerusakan fisik. Anda juga bisa memanfaatkan alat diagnostik bawaan, seperti Windows Memory Diagnostic, untuk menguji hardware Anda. 7. Hapus instalasi software yang bermasalah: Jika baru-baru ini Anda menginstal software baru sebelum BSOD mulai muncul, cobalah hapus software tersebut untuk melihat apakah masalahnya teratasi.
Saat layar komputer tiba-tiba menjadi hitam dan gagal menampilkan konten, hal ini bisa berasal dari masalah tampilan, malfungsi pada kartu grafis, atau beragam masalah hardware. Untuk mengatasi hal ini, pengguna sebaiknya memeriksa koneksi, melakukan pembaruan driver, dan mempertimbangkan untuk mencari bantuan dari para profesional untuk melakukan diagnosis yang menyeluruh dan mendapatkan solusi yang efektif.
1. Periksa koneksi tampilan Anda: Pastikan bahwa kabel tampilan Anda terpasang dengan kuat pada komputer dan monitor. Mencoba menggunakan kabel yang berbeda atau menghubungkan tampilannya ke komputer lain dapat membantu mengeliminasi kemungkinan terjadinya masalah pada kabel atau monitor. 2. Lakukan hard reset: Jika Anda menggunakan laptop, keluarkan baterainya dan cabut adaptor AC. Tekan dan tahan tombol daya selama sekitar 30 detik untuk membuang sisa daya yang masih ada. Hubungkan kembali adaptor AC, masukkan baterainya, dan nyalakan laptopnya. 3. Boot dalam Mode Aman: Lakukan restart pada komputer Anda dan tekan tombol F8 (atau tombol yang sesuai untuk sistem Anda) sebelum logo Windows muncul. Pilih "Mode Aman" dari daftar pilihannya. Apabila masalah layar hitam tidak muncul dalam Mode Aman, terdapat kemungkinan besar bahwa hal ini disebabkan oleh masalah software atau driver. 4. Perbarui driver tampilan: Dalam Mode Aman, buka Manajer Perangkat dan perluas bagian "Adaptor tampilan". Klik kanan pada kartu grafis Anda dan pilih "Perbarui driver." Anda juga bisa mengunjungi situs web produsen kartu grafis Anda untuk mendownload driver terbaru. 5. Lakukan instalasi driver tampilan: Dalam Manajer Perangkat, klik kanan pada kartu grafis Anda dan pilih "Hapus instalasi perangkat." Lakukan restart pada komputer Anda, dan Windows akan secara otomatis menginstal kembali driver tampilannya. 6. Nonaktifkan opsi grafis terintegrasi (untuk pengguna kartu grafis khusus): Jika Anda menggunakan kartu grafis khusus, menonaktifkan penggunaan grafis yang terintegrasi melalui pengaturan BIOS/UEFI dapat membantu Anda menyelesaikan masalah ini. Buka pengaturan BIOS/UEFI saat komputer menyala (dengan menekan tombol yang sesuai, biasanya F2, F10, atau DEL), dan temukan opsi untuk menonaktifkan grafis terintegrasinya. 7. Jalankan Windows dalam mode resolusi rendah: Lakukan restart pada komputer Anda dan tekan tombol F8 (atau tombol yang sesuai untuk sistem Anda) sebelum logo Windows muncul. Pilih opsi "Aktifkan video dengan resolusi rendah" dari daftar pilihannya. Jika permasalahannya berkaitan dengan resolusi tampilan, langkah ini seharusnya memungkinkan Anda untuk masuk ke desktop dan menyesuaikan pengaturan tampilan sesuai yang Anda inginkan.
Apabila komputer tiba-tiba menjadi tidak responsif sehingga input dari mouse dan keyboard tidak berfungsi, penyebabnya mungkin saja adalah sumber daya sistem yang kurang, konflik software, atau kegagalan hardware. Untuk mengatasi masalah tersebut, pengguna sebaiknya memonitor penggunaan sumber daya, memperbarui software, dan melakukan diagnostik hardware untuk menjamin pengalaman komputasi yang lancar.
1. Tutup program yang tidak merespon: Tekan tombol Ctrl + Alt + Delete untuk membuka Task Manager, cari program yang tidak merespon, klik kanan, lalu pilih "Akhiri Tugas." 2. Periksa apakah terjadi overheating: Pastikan komputer Anda memiliki sirkulasi udara yang baik dan tidak berdebu. Overheating dapat menyebabkan freeze pada sistem. Bersihkan lubang udara dan kipas komputer Anda, dan pertimbangkan penggunaan alas pendingin untuk laptop. 3. Perbarui driver dan software: Driver dan software yang sudah usang bisa menyebabkan freeze pada sistem. Pastikan semua driver dan software Anda sudah diperbarui. 4. Boot dalam Mode Aman: Lakukan restart pada komputer Anda dan tekan tombol F8 (atau tombol yang sesuai untuk sistem Anda) sebelum logo Windows muncul. Pilih "Mode Aman" dari daftar pilihannya. Jika masalah freeze tidak terjadi dalam Mode Aman, kemungkinan besar masalahnya ada di software atau driver. 5. Jalankan pemindaian virus: Sistem yang mengalami freeze dapat disebabkan oleh malware. Jalankan pemindaian virus yang menyeluruh menggunakan program antivirus yang dapat diandalkan. 6. Nonaktifkan program startup yang tidak perlu: Tekan Ctrl + Shift + Esc untuk membuka Task Manager, buka tab "Startup", klik kanan pada program yang tidak diperlukan, dan pilih "Nonaktifkan". Hal ini akan mencegah program-program tersebut berjalan secara otomatis saat komputer Anda menyala. 7. Periksa disk untuk menemukan kesalahan: Buka File Explorer, klik kanan pada drive utama Anda (biasanya C:), pilih "Properti", buka tab "Alat", dan klik "Periksa" di bagian "Pemeriksaan kesalahan." Hal ini akan memindai hard drive Anda untuk mencari kesalahan yang dapat menyebabkan freeze pada sistem. 8. Kosongkan ruang disk: Pastikan hard drive Anda memiliki ruang yang cukup. Hapus file yang tidak diperlukan, kosongkan Tempat Sampah, dan gunakan utilitas Disk Cleanup untuk menghapus file sementara dan sistem berkas. 9. Periksa penggunaan RAM: Tekan Ctrl + Shift + Esc untuk membuka Task Manager dan buka tab "Kinerja". Pantau penggunaan RAM Anda, dan jika penggunaanya tinggi secara konsisten, Anda mungkin perlu mengupgrade RAM atau menutup program-program yang memakan banyak memori.
Ketika komputer menyala ulang secara tiba-tiba tanpa adanya peringatan, hal tersebut mungkin disebabkan oleh kegagalan hardware, masalah daya, atau kesalahan sistem. Untuk mengatasi masalah ini, pengguna sebaiknya memeriksa koneksi daya, melakukan pemeriksaan hardware, dan memperbarui software untuk menjaga stabilitas sistem dan mencegah adanya gangguan yang tidak diinginkan.
1. Periksa keadaan overheating: Komputer yang memulai ulang secara tiba-tiba bisa disebabkan oleh overheating. Pastikan komputer Anda memiliki sirkulasi udara yang baik dan terbebas dari debu. Bersihkan lubang udara dan kipas komputer Anda, serta pertimbangkan penggunaan alas pendingin untuk laptop. 2. Perbarui driver dan software: Driver dan software yang sudah usang dapat menyebabkan komputer memulai ulang secara tiba-tiba. Pastikan semua driver dan software Anda sudah diperbarui. 3. Jalankan Pembaruan Windows: Pastikan sistem operasi Anda sudah diperbarui dengan menjalankan Pembaruan Windows. Ini dapat membantu mengatasi masalah bug yang diketahui atau masalah kompatibilitas yang dapat memulai ulang secara tiba-tiba. 4. Lakukan pemindaian malware: Malware dapat memulai ulang secara tiba-tiba dalam beberapa kasus. Lakukan pemindaian lengkap pada komputer Anda menggunakan program antivirus yang andal untuk memastikan sistem Anda terbebas dari malware. 5. Nonaktifkan nyala ulang otomatis: Klik kanan pada "PC Ini" (atau "Komputer Saya") dan pilih "Properti." Klik "Pengaturan Sistem Advanced", buka tab "Advanced", dan klik pada "Pengaturan" di bagian "Startup dan Recovery." Hapus centang "Nyalakan ulang secara otomatis" di bagian "Kegagalan sistem" dan klik "OK." Hal ini akan mencegah komputer Anda untuk menyala ulang secara otomatis saat terjadi masalah sehingga memungkinkan Anda melihat pesan kesalahan yang muncul. 6. Periksa Event Viewer: Tekan tombol Windows + X dan pilih "Event Viewer." Cari kesalahan kritis yang mungkin menunjukkan penyebab dari kejadian perangkat memulai ulang secara tiba-tiba tersebut. Hal ini dapat membantu Anda mempersempit masalahnya dan menemukan solusi yang tepat. 7. Periksa koneksi hardware: Pastikan semua komponen hardware internal dan eksternal terhubung dengan benar. Koneksi yang longgar dapat menyebabkan perangkat memulai ulang secara tiba-tiba. 8. Uji RAM: RAM yang bermasalah dapat menyebabkan pemulaian ulang secara tiba-tiba. Jalankan alat Windows Memory Diagnostic untuk memeriksa kesalahannya. Tekan tombol Windows + R, ketikkan "mdsched.exe" dan tekan Enter. Ikuti instruksi pada layar untuk menjalankan pengujiannya. 9. Periksa pasokan daya: Sumber daya listrik yang bermasalah dapat membuat perangkat memulai ulang secara tiba-tiba. Jika Anda menggunakan komputer desktop, coba gunakan sumber daya listrik yang berbeda untuk melihat apakah masalah tersebut tetap ada. Jika Anda menggunakan laptop, coba gunakan adaptor daya yang berbeda atau jalankan menggunakan baterai untuk melihat apakah masalah tersebut tetap berlanjut. 10. Perbarui BIOS/UEFI: Memperbarui firmware BIOS atau UEFI komputer Anda dapat membantu mengatasi masalah kompatibilitas dan stabilitas yang mungkin dapat menimbulkan kejadian perangkat yang memulai ulang secara tiba-tiba. Kunjungi situs web produsen komputer atau motherboard Anda untuk mendapatkan petunjuk mengenai cara memperbarui BIOS/UEFI.
Sebuah komputer yang mengalami kesulitan untuk menyala secara normal, mungkin mengalami freeze pada layar boot atau menampilkan pesan kesalahan, hal ini bisa mengindikasikan bahwa mungkin sistem operasi mengalami kerusakan, terdapat kegagalan hardware, atau masalah lain yang mungkin terjadi. Untuk mengatasi masalah semacam ini, pengguna dapat mencoba melakukan perbaikan sistem, diagnostik hardware, dan menjelajahi berbagai teknik troubleshooting untuk mengembalikan fungsionalitas normal.
1. Periksa koneksi hardware: Pastikan semua komponen hardware internal dan eksternal terhubung dengan baik. Koneksi yang longgar dapat menyebabkan masalah boot, terutama pada komputer desktop. 2. Periksa pasokan daya: Pastikan komputer Anda menerima daya yang cukup dari sumber daya atau adaptor. Untuk komputer desktop, cobalah menggunakan sumber daya listrik yang berbeda. Untuk laptop, cobalah gunakan adaptor daya yang berbeda atau menggunakan daya baterai. 3. Lakukan hard reset: Jika Anda menggunakan laptop, keluarkan baterainya dan cabut adaptor AC. Tekan dan tahan tombol daya selama sekitar 30 detik untuk mengosongkan sisa daya yang ada. Hubungkan kembali adaptor AC, masukkan baterainya, dan nyalakan laptopnya. 4. Gunakan Startup Repair: Jika komputer Anda menggunakan Windows 7 atau versi yang lebih baru, Anda dapat menggunakan alat Startup Repair bawaan untuk memperbaiki masalah boot. Nyalakan ulang komputer Anda dan tekan tombol F8 (atau tombol yang sesuai untuk sistem Anda) sebelum logo Windows muncul. Pilih "Perbaiki Komputer Anda" dari daftar pilihannya dan ikuti instruksi pada layar untuk menjalankan Startup Repair. 5. Boot dalam Mode Aman: Lakukan restart pada komputer Anda dan tekan tombol F8 (atau tombol yang sesuai untuk sistem Anda) sebelum logo Windows muncul. Pilih opsi "Mode Aman" dari daftar pilihannya. Jika komputer Anda berhasil melakukan boot dalam Mode Aman, masalahnya mungkin terkait dengan software atau masalah driver. 6. Periksa urutan boot: Buka pengaturan BIOS/UEFI komputer Anda saat startup (dengan menekan tombol yang sesuai, biasanya F2, F10, atau DEL) dan pastikan bahwa hard drive utama Anda diatur sebagai perangkat boot pertama. 7. Jalankan Restore Sistem: Jika komputer Anda dapat melakukan boot ke Mode Aman, coba lakukan Restore Sistem untuk mengembalikan sistem Anda ke keadaan sebelum masalah boot terjadi. 8. Perbaiki Master Boot Record (MBR): Boot komputer Anda dari disk instalasi Windows atau drive USB, dan ikuti langkah-langkah berikut: a. Pilih bahasa Anda dan klik "Selanjutnya." b. Klik "Perbaiki komputer Anda." c. Pilih sistem operasinya dan klik "Selanjutnya." d. Klik "Command Prompt." e. Ketikkan "bootrec /fixmbr" dan tekan Enter. f. Ketikkan "bootrec /fixboot" dan tekan Enter. g. Ketikkan "bootrec /scanos" dan tekan Enter. h. Ketikkan "bootrec /rebuildbcd" dan tekan Enter. i. Tutup Command Prompt dan nyalakan ulang komputer Anda. 9. Periksa masalah hardware: Komponen hardware yang bermasalah, seperti RAM, hard drive, atau kartu grafis, yang dapat menyebabkan masalah boot. Periksa apakah terdapat indikasi kegagalan atau kerusakan fisik. Anda juga bisa memanfaatkan alat diagnostik bawaan, seperti Windows Memory Diagnostic, untuk menguji hardware Anda.
Ketika kinerja komputer mengalami penurunan yang signifikan, hal ini seringkali disertai dengan crash pada program atau kesalahan sistem, ini mungkin disebabkan oleh sumber daya sistem yang tidak mencukupi, infeksi virus, atau masalah mendasar lainnya. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan pemantauan penggunaan sumber daya, pemeriksaan malware, dan penerapan langkah-langkah optimisasi untuk merestore kinerja yang optimal.
1. Nyalakan ulang komputer Anda: Penyalaan ulang yang sederhana terkadang dapat membantu mengatasi masalah kinerja. 2. Lakukan pembaruan Windows dan driver perangkat: Pastikan komputer Anda selalu diperbarui dengan pembaruan terbaru dari Windows dan driver perangkat. 3. Lakukan pemeriksaan malware: Gunakan Windows Defender atau program antivirus pihak ketiga untuk memindai komputer Anda dari malware yang dapat menyebabkan masalah kinerja. 4. Lakukan optimisasi pada hard drive Anda: Manfaatkan alat Pembersihan Disk yang sudah ada untuk menghapus file-file yang tidak diperlukan dan mengosongkan ruang pada hard drive Anda. Anda juga bisa melakukan defragmentasi pada hard drive Anda menggunakan alat Optimize Drives. 5. Nonaktifkan program startup yang tidak diperlukan: Beberapa program diatur untuk mulai berjalan secara otomatis saat komputer Anda dinyalakan, tetapi hal ini dapat membuat sistem menjadi lambat. Buka Task Manager, buka tab Startup, dan nonaktifkan program-program yang tidak perlu Anda jalankan secara otomatis. 6. Sesuaikan pengaturan daya Anda: Ubah rencana daya Anda menjadi Kinerja Tinggi, yang dapat membantu meningkatkan kinerja komputer Anda. Buka Panel Kontrol> Hardware dan Suara > Opsi Daya untuk mengubah rencana daya Anda. 7. Sesuaikan efek visual Anda: Windows memiliki banyak efek visual yang dapat memperlambat komputer Anda. Anda dapat mengatur pengaturan ini dengan membuka Panel Kontrol > Sistem dan Keamanan > Sistem > Pengaturan sistem advanced > Pengaturan Kinerja, dan memilih "Sesuaikan untuk kinerja terbaik." 8. Hapus instalasi software yang tidak diperlukan: Hapus program yang tidak Anda gunakan atau perlukan lagi untuk mengosongkan sumber daya. Buka Panel Kontrol> Program > Program dan Fitur untuk menghapus instalasi software. 9. Upgrade hardware komputer Anda: Jika komputer Anda sudah tua atau memiliki spesifikasi sistem yang rendah, Anda dapat mempertimbangkan untuk melakukan upgrade pada hardware seperti penambahan RAM, penggantian hard drive dengan solid-state drive (SSD), atau mengupgrade kartu grafis Anda. 10. Lakukan reset sistem atau instalasi bersih: Jika semua usaha lain tidak berhasil, Anda dapat melakukan reset sistem untuk merestore komputer Anda ke pengaturan awal atau melakukan instalasi bersih Windows, yang akan menghapus semua data dan aplikasi dari komputer Anda. Pastikan untuk melakukan backup file Anda sebelum melakukan langkah ini.
Komputer yang mengeluarkan suara tidak normal, seperti suara keras dari hard drive atau masalah kipas, mungkin mengalami kegagalan hardware, overheating, atau komplikasi lainnya. Untuk mengatasi masalah ini, pengguna sebaiknya melakukan pemeriksaan hardware, menjamin terjadinya sirkulasi udara yang baik, dan menerapkan langkah-langkah perawatan preventif guna untuk menjaga kinerja sistem.
1. Identifikasi sumber suara tersebut: Untuk menentukan komponen yang menyebabkan munculnya suara, buka casing komputer Anda (jika itu adalah komputer desktop) atau gunakan telinga Anda untuk menemukan area umum suara tersebut berasal. Sumber-sumber umum dari suara yang tidak biasa ini mencakup kipas, hard drive, dan drive optik. 2. Periksa kipasnya: Debu dan kotoran dapat menumpuk pada bilah kipas dapat menyebabkan ketidakseimbangan dan menghasilkan suara. Bersihkan bilah kipas dengan menggunakan sikat lembut atau udara bertekanan rendah. Pastikan kipasnya berfungsi dengan baik dan tidak terhambat. Jika ada kipas yang rusak atau bermasalah, Anda mungkin perlu menggantinya. 3. Periksa hard drive: Jika suaranya berasal dari hard drive Anda, hal bisa mengindikasikan adanya masalah pada drive tersebut. Segera lakukan backup data Anda, dan pertimbangkan untuk mengganti drive tersebut dengan yang baru. Anda juga bisa menggunakan alat diagnostik seperti CrystalDiskInfo untuk memeriksa kesehatan hard drive Anda. 4. Periksa drive optik: Jika suaranya berasal dari drive CD/DVD Anda, hal ini bisa disebabkan karena disk yang rusak atau kotor. Keluarkan disknya dan bersihkan dengan kain lembut, atau cobalah menggunakan disk lain untuk melihat apakah suaranya tetap ada. Jika masalah ini terus berlanjut, Anda mungkin perlu mengganti drive optik tersebut. 5. Periksa apakah ada komponen yang longgar: Sekrup atau komponen yang longgar dapat menyebabkan getaran dan suara yang tidak biasa. Pastikan bahwa semua sekrup telah dikencangkan dengan baik, dan bahwa komponen seperti kartu ekspansi dan modul RAM sudah terpasang dengan mantap. 6. Selidiki hardware lainnya: Jika suaranya masih terdengar setelah memeriksa sumber-sumber umum tersebut, periksa komponen hardware lainnya seperti sumber daya atau kartu grafis. Jika Anda menduga bahwa terdapat suatu komponen mengalami kerusakan, Anda dapat mempertimbangkan untuk menggantinya. 7. Redam getaran: Jika suaranya disebabkan oleh getaran dalam casing komputer, Anda bisa mencoba menggunakan grommet karet, pelat, atau busa untuk meredam getaran. Pastikan casing tertutup dengan baik dan ditempatkan di atas permukaan yang stabil. 8. Perbarui driver dan firmware: Suara yang tidak biasa terkadang dapat disebabkan oleh masalah software. Pastikan driver dan firmware perangkat Anda telah diperbarui.
Ketika komputer mengalami gangguan grafis, ketidaknormalan warna, atau masalah lain yang berhubungan dengan tampilan, hal tersebut biasanya bisa disebabkan oleh kerusakan kartu grafis, komplikasi driver, atau masalah pada tampilan. Untuk mengatasi hal ini, pengguna sebaiknya memperbarui driver, memeriksa komponen hardware, dan mengevaluasi pengaturan tampilan agar dapat merasakan pengalaman visual yang mulus.
1. Periksa kabel tampilan Anda: Pastikan kabel tampilan (seperti HDMI, DisplayPort, VGA, atau DVI) terhubung dengan baik antara komputer dan monitor Anda. Coba gunakan kabel yang berbeda atau hubungkan ke tampilan lain untuk mengeliminasi kemungkinan adanya masalah pada kabel atau monitor. 2. Perbarui driver grafis Anda: Driver grafis yang sudah usang dan rusak dapat menyebabkan masalah tampilan. Kunjungi situs web produsen kartu grafis Anda (NVIDIA, AMD, atau Intel) untuk mendownload dan menginstal driver terbaru untuk kartu grafis Anda. 3. Sesuaikan pengaturan tampilan Anda: Klik kanan di area desktop Anda dan pilih "Pengaturan tampilan" atau "Resolusi layar." Pastikan tampilan Anda diatur pada resolusi dan tingkat refresh yang direkomendasikan. Anda juga bisa mencoba pengaturan skala yang berbeda jika teks dan ikon terlihat terlalu kecil atau terlalu besar. 4. Ubah pengaturan grafis Anda: Buka panel kendali grafis Anda (misalnya NVIDIA Control Panel, AMD Radeon Settings, atau Intel Graphics Control Panel) dan sesuaikan pengaturan untuk meningkatkan kinerja atau kualitas visual. 5. Periksa masalah hardware: Jika Anda menggunakan kartu grafis terpisah, pastikan kartu tersebut dipasang dengan benar di slot PCIe dan konektor dayanya yang terhubung dengan baik. Jika Anda menduga adanya masalah hardware, coba gunakan kartu grafis yang berbeda atau uji kartu grafis Anda di komputer lain. 6. Jalankan troubleshooter Windows: Buka Pengaturan, lalu pergi ke bagian Pembaruan & Keamanan > Troubleshoot, dan jalankan troubleshoot "Hardware dan Perangkat". Langkah ini dapat membantu mengidentifikasi serta menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan hardware. 7. Kembalikan versi driver grafis Anda: Jika masalahnya dimulai setelah pembaruan driver, Anda dapat mencoba mengembalikan driver ke versi sebelumnya. Buka Manajer Perangkat, klik kanan pada kartu grafis Anda di bawah "Adaptor tampilan", pilih "Properti", buka tab "Adaptor", dan klik "Kembalikan Driver." 8. Instal ulang driver grafis Anda: Hapus driver grafis Anda menggunakan fitur "Hapus instalasi program" di Panel Kontrol atau dengan menggunakan Display Driver Uninstaller (DDU). Kemudian, instal kembali driver terbaru dari situs web produsen kartu grafis Anda. 9. Periksa overheating: Overheating dapat menyebabkan masalah tampilan. Pastikan komputer Anda memiliki sirkulasi udara yang baik, bersihkan debu dari kipas dan heatsink, serta pantau suhu sistem Anda menggunakan alat seperti HWMonitor.
Catatan:
1. Nyalakan ulang komputer Anda: Dalam beberapa kasus, proses memulai ulang yang sederhana dapat mengatasi masalahnya. Tekan dan tahan tombol daya untuk mematikannya secara paksa, tunggu beberapa detik, dan kemudian nyalakan kembali komputer Anda. 2. Lakukan Restore Sistem: Jika tidak ada langkah di atas yang berhasil mengatasi masalahnya, cobalah melakukan Restore Sistem untuk mengembalikan sistem Anda ke keadaan sebelumnya sebelum munculnya BSOD. 3. Instal ulang Windows: Jika semua cara di atas tidak berhasil, Anda dapat mempertimbangkan untuk menginstal ulang sistem operasi Windows. Langkah ini sebaiknya dilakukan sebagai tindakan terakhir karena tindakan ini akan menghapus semua file dan pengaturan Anda. Sebelum melanjutkan dengan langkah ini, pastikan Anda melakukan backup data penting Anda terlebih dahulu. 4. Mencari bantuan profesional: Jika Anda tidak dapat mengatasi masalah ini sendiri, Anda dapat mempertimbangkan untuk mencari bantuan dari seorang teknisi profesional atau menghubungi produsen komputer Anda.
35+ Paten untuk Recovery Data
Ahli Recovery Sejak 2003
Dukungan Teknis Gratis 24 x 7
100% Jaminan Keamanan Bebas Virus
Video
MP4, MOV, AVI, FLV, M4V, WMV, MXF, AVI, MKV, MPEG, MPEG4, MPG, MTS, AVCHD, BRAW, R3D, dan lainnya
Foto
JPEG, JPG, PNG, PSD, RAW, RGB,3FR, ABM, AFX, ANI, ARW, BIZ, BLD, BLEND, BMP, CAD, dan lainnya.
Audio
MP3, AAC, FLAC, OGG, WAV, WMA, AA3, AAC, AC3, ACC, AFC, AIF, AIFC, AIFF, AM, AMR, APE, dan lainnya.
Dokumen
DOC, DOCX, RTF, DOT, DOTX, DOTM, ODT, WordML, XLS, XLSX, XLTX, PPT, PPTX, PPSX, PDF, PDF/A, dan lainnya.
Arsip
7Z, ACE, ALZ, ARC, ARJ, BZ, BZIP, CAB, DBS, DEB, GZ, JAR, KRYPTER, LZA, LZH, MSI, PF, PKG, PUP, RAR, dan lainnya.
Email
BKL, BKS, BMS, DBX, DCI, EDB, EML, EMLX, MAIL, MBX, MSG, NSF, OEB, PAB, PST, WAB, dan lainnya.
Recoverit adalah alat recovery komputer tepercaya yang dapat mendapatkan kembali semua jenis file yang tersimpan di komputer yang mengalami crash. Lihat spesifikasi teknis lengkap >>
Langkah 1. Buat USB Flash Drive yang Bootable
Instal alat Recoverit Windows computer recovery di komputer yang berfungsi. Buka Recoverit dan pilih fungsi recovery Komputer yang Mengalami Crash Sistem, kemudian klik Start. Ikuti instruksi yang muncul di layar untuk membuat USB drive yang bootable.
Langkah 2. Boot Komputer Anda yang Mengalami Crash Menggunakan USB Bootable
Hubungkan USB drive bootable Anda ke komputer Anda yang mengalami crash. Nyalakan ulang komputernya, tekan tombol masuk BIOS saat layar awal muncul, dan lakukan konfigurasi BIOS untuk melakukan boot dari USB drive. Lihat panduan lengkapnya di cara mengatur komputernya untuk melakukan boot dari USB.
Langkah 3. Memulihkan File Penting dari Komputer yang Mengalami Crash
Setelah komputer Anda yang mengalami crash sudah dapat di-boot, Anda dapat memilih fungsi Salinan Hard Disk atau Recovery Data untuk menghubungkan hard drive baru dan menyalin file target dari komputer Anda yang mengalami crash. Anda dapat melihat pratinjau file yang telah dipulihkan seperti video, foto, dokumen, audio, dan lainnya.