Feb 29, 2024 • Filed to: Solusi Komputer Windows • Proven solutions
Di dunia komputer, sangatlah umum membuat banyak wilayah di hard disk. Melalui kreasi tersebut, sistem operasi komputer dapat secara terpisah mengelola data yang disimpan di setiap wilayah tersebut. Cara ini biasanya disebut sebagai partisi disk. Lazimnya merupakan langkah awal untuk menyiapkan disk yang baru diproduksi dan sebelum membuat file atau direktori lain.
Pembuatan partisi semacam itu memungkinkan pengguna untuk melakukan instalasi beberapa sistem operasi dalam satu komputer tanpa harus khawatir ruang disknya penuh. Namun, cara ini dapat mencegah pengguna menggunakan seluruh ruang disk karena membagi ruang menjadi beberapa bagian dengan kapasitas penyimpanan yang terbatas.
Partisi Boot dianggap sebagai partisi utamadan dikenal sebagai volume boot. Partisi boot adalah wilayah di komputer pribadi yang menampung bootloader. Bootloader adalah perangkat lunak penting yang bertanggung jawab untuk melakukan boot di sistem operasi. Perangkat ini juga mengandung semua file sistem operasi.
Partisi ini biasanya disertai dengan Partisi Sistem, karena kedua partisi memberikan instruksi komputer ke mana harus mencari dan file yang akan dimuat saat pengguna menyalakan laptop. Jika pengguna hanya memiliki satu sistem operasi di PC-nya, lokasi boot dan partisi sistem mungkin berada di wilayah yang sama. Namun, jika pengguna memiliki beberapa sistem operasi, pengguna harus terbiasa dengan konsep untuk membedakan partisi boot dan partisi sistem.
Partisi boot memungkinkan pengguna untuk melakukan instalasi di beberapa sistem operasi di komputer tanpa ada yang memengaruhi penggunaan dan fungsionalitas yang lain. Sederhananya, sistem operasi yang telah terinstal tidak tergantung satu sama lain. Penentuan sistem operasi yang ingin digunakan dan dimuat berdasarkan kebijaksanaan pengguna. Misalnya, pengguna mungkin melakukan instalasi sistem operasi Windows 7 dan Windows 10 di komputernya. Jika pengguna ingin menggunakan Windows Vista, pengguna cukup melakukan proses boot di komputernya dengan mode Windows 7, dan layar komputer akan muncul sebagai Windows 7. Ide yang sama berlaku jika pengguna akan melakukan boot di sistem operasi Windows 10.
Sebagai catatan umum, pengguna harus melakukan instalasi versi sistem operasi paling awal terlebih dahulu sebelum proses instalasi sistem yang lain. Dalam kasus yang disebutkan di atas, pengguna harus memperbaiki Windows Vista terlebih dahulu (jika belum diatur di komputer pengguna), kemudian membuat partisi baru. Setelah itu, pengguna perlu menginstal Windows 10. Seharusnya memang tidak melakukan instalasi Windows 10 sebelum melakukan instalasi Windows 7.
Pada tahun-tahun sebelumnya, sebagian besar administrator sistem selalu diberi saran untuk membuat partisi boot terpisah pada setiap komputer. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, pembuatan partisi boot terpisah tidak perlu lagi asalkan pengguna tidak berurusan dengan atau tidak menggunakan enkripsi seperti BitLocker Drive, perangkat lunak RAID, atau LVM.
Terdapat beberapa langkah yang Anda, sebagai pengguna, perlu ikuti dengan hati-hati jika Anda hendak membuat partisi boot untuk komputer Anda. Langkah-langkah ini akan bervariasi tergantung pada sistem operasi yang saat ini sudah terpasang di komputer pribadi Anda.
Membuat partisi boot baru di Windows 10 juga mudah. Anda perlu mengikuti beberapa langkah untuk melakukan proses pembuatan partisi boot. Berikut ini adalah langkah-langkahnya:
Catatan: Jika tidak ada cukup ruang yang tidak terisi, klik kanan volume yang sudah digunakan Windows 8 dan pilih "Shrink Volume".
Jangan lupa bahwa proses itu tidak akan berfungsi jika Anda menyelesaikan langkah-langkah di atas untuk melakukan instalasi Windows 7 dengan Windows 10. Pertama, lakukan instalasi Windows 7, kemudian buat partisi boot Anda menggunakan Disk Management, lalu instal Windows 10.
Namun, instalasi Windows 10 dapat dilakukan bersamaan dengan Windows 8. Anda dapat menggunakan Manajemen Disk (Windows 8) untuk melakukan instalasi Windows 10 di partisi baru.
Jika Anda bermasalah dengan partisi boot Anda, Anda dapat memulihkan masalah tersebut. Namun, meski Anda gagal melakukan pemulihan, Anda masih dapat membuat partisi yang baru. Hanya perlu melakukan langkah-langkah berikut:
Sekarang Anda dapat melakukan proses reboot komputer Anda dan mengamati apakah masalah Anda dengan partisi Windows 11 telah selesai.
Buatlah partisi boot yang sering diiringi dengan data yang hilang dari hard drive. Pengoperasian yang salah akan merusak hard drive atau hard drive yang telah diformat dan data tidak dapat diakses. Dan sebelum melakukan partisi boot, Anda tidak akan memiliki cadangan data terbaru. Dalam keadaan ini, Anda memerlukan alat pemulihan data hard drive yang andal untuk mendapatkan kembali data Anda yang hilang.
Perangkat lunak Recoverit data recovery juga memiliki sebutan lain sebagai perangkat lunak pemulihan data partisi. Hanya perlu tiga langkah untuk mendapatkan kembali semua data tersebut: Search, Preview, and Restore. Ketiga langkah ini dapat dilakukan dengan cepat karena sistem juga akan memandu Anda dalam pengerjaan langkah-langkahnya. Misalnya, pencarian file dapat dilakukan dengan menjawab pertanyaan keamanan yang diajukan kepada pengguna. Cara ini digunakan untuk menemukan semua file yang secara tidak sengaja terhapus, rusak, atau disembunyikan oleh virus saat berada di hard drive Anda. File ini akan mencakup yang telah dihapus selama pemformatan yang tidak disengaja.
Video Terbaru dari Recoverit
chief Editor
Generally rated4.5(105participated)