Apa yang dimaksud dengan RAID 6 - Penjelasan 2022

Apa yang Dimaksud dengan RAID 6 – Definisi, Performa, Konfigurasi, dan Sebagainya

contoh raid 6

Ribuan gigabyte data dihasilkan setiap detik. Oleh karena itu, Anda membutuhkan penyimpanan data yang efisien untuk mengimbangi kecepatan tersebut. Tentu, Anda memiliki SSD yang menggantikan hard drive magnetik, tetapi Anda memiliki kekurangan dalam prosesnya jika Anda tidak memperbarui protokol pemulihan bersamaan dengannya. Redundant Array of Independent Disks (RAID) telah muncul sebagai sebuah skema baca/tulis populer yang dapat mengurangi kemungkinan hilangnya data untuk drive multipel. RAID 6 adalah iterasi terbaru dari konfigurasi tersebut. Melalui panduan ini, Anda akan mempelajari apa yang dimaksud RAID 6, mengapa ia penting untuk manajemen penyimpanan data, dan cara mengonfigurasi RAID 6 untuk sistem Anda.

Bagian 1. Apa yang Dimaksud dengan RAID 6?

Seperti namanya, RAID 6 (Striping with Dual Distributed Parity) adalah iterasi keenam dalam sebuah rangkaian protokol penyimpanan yang dirancang untuk susunan multi-disk. Ia adalah proses pembagian data yang menggunakan dua disk sebagai backup. Data yang tersedia dibagi dalam bentuk blok dan disimpan di beberapa partisi, termasuk disk backupnya. Dengan demikian, data tetap dapat diakses bahkan setelah dua kegagalan berturut-turut.

RAID 6 melibatkan sebuah sistem paritas ganda yang menambahkan dua oktet backup ke setiap blok data. Ini berkaitan dengan lokasi salah satu disk backup. Oleh karena itu, ia akan sangat membantu untuk drive terintegrasi yang berisi unit penyimpanan yang terpisah hanya beberapa milimeter.

apa yang dimaksud dengan raid 6

Performa RAID 6

Performa RAID 6 merupakan sebuah peningkatan dalam integritas data dan analisis kesalahan, meskipun beberapa area, seperti ruang dan kecepatan penulisan, mengalami beberapa kekurangan.

Fitur
Performa
Toleransi Kesalahan: RAID 6 merupakah salah satu protokol paling andal untuk menyimpan data jika terjadi kegagalan sistem. Selain itu, ia adalah satu-satunya konfigurasi penyimpanan hingga saat ini yang dapat menahan dua kegagalan drive berturut-turut.
Isolasi Kesalahan: Adalah lebih mudah untuk mengisolasi kesalahan yang terjadi dan mengganti drive, karena firmware drive dan paritas ganda memiliki akses ke data. Dengan demikian, Anda dapat mengganti drive yang rusak tanpa mematikan sistem.
Kecepatan Membaca: Kecepatan membacanya mirip dengan konfigurasi array lainnya. Ia adalah kelipatan dari jumlah drive aktif di dalam sistem tersebut. Misalnya, sebuah array RAID 6 dengan 8 drive akan memiliki kecepatan baca dua kali lipat dibandingkan dengan yang 4 drive.
Kecepatan Menulis: Konfigurasi RAID 6 memperlambat kecepatan penulisan hingga 1/6 dari default disk. Ini dilakukan karena ia perlu melampirkan dua oktet backup ke setiap blok data. Jadi, meskipun Anda menulis data dengan strip penuh (semua disk sekaligus), kecepatannya adalah n-2 (di mana n adalah jumlah drive), yang lebih rendah dari semua konfigurasi RAID lainnya.
Efisiensi Ruang: Karena membutuhkan dua disk sebagai pengaman kegagalan dan menambahkan oktet backup tambahan ke setiap segmen data, RAID 6 tidak terlalu efisien dalam hal ruang untuk jumlah drive yang lebih sedikit. Masalah ini teratasi dengan 32 drive, jumlah maksimum yang didukung oleh konfigurasi tersebut. Ia dapat mencapai efisiensi ruang maksimum sebesar 93,75%.

Aplikasi RAID 6

Karena RAID 6 memerlukan beberapa slot drive dan dapat melindungi data setelah kegagalan berturut-turut, ia adalah konfigurasi yang ideal untuk aplikasi berikut.

  • Sistem pertahanan
  • Bank dan lembaga keuangan lainnya
  • Kesehatan
  • Keamanan sosial
  • Penegakan hukum
  • Penelitian ilmiah

Kelebihan dan Kekurangan RAID 6

Konfigurasi RAID 6 memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut dibandingkan pendahulunya.

Pro

RAID 6 secara drastis mengurangi risiko kehilangan data dan penolakan layanan. Tidak ada yang suka ketika server mati hanya karena kesalahan pada satu drive.

Mudah dikonfigurasi untuk server dan sistem operasi apa pun. Apakah Anda menggunakan Linux atau Windows Exchange, Anda dapat menerapkan RAID 6 untuk semua drive tanpa memerlukan banyak kru.

RAID 6 mendukung paritas ganda, yang mengisolasi drive backup kecuali diperlukan untuk bertindak. Dengan demikian, setiap kesalahan dalam sistem mudah ditemukan dan diperbaiki. Anda masih dapat mengakses data selama proses perbaikan.

Untuk drive dalam jumlah besar, kecepatan membacanya meningkat secara signifikan.

Kontra

RAID 6 memiliki kecepatan penulisan yang lebih lambat dibandingkan dengan konfigurasi lainnya.

Untuk drive yang lebih sedikit, efisiensi ruangnya sangat rendah. Misalnya, dalam kasus hanya 4 drive (jumlah minimum untuk RAID 6), efisiensi ruangnya hanya 50%.

Ia lebih mahal untuk diimplementasikan karena memerlukan dua drive backup dan hanya berfungsi secara efisien untuk beberapa partisi dalam sistem yang sama.

Bagian 2. Bagaimana RAID 6 Bekerja?

Sebuah server dengan konfigurasi penyimpanan RAID 6 membagi data yang ada menjadi beberapa blok. Setiap blok memiliki alokasi data minimum dan sebuah alamat. Setelah satu blok terisi, ia menuju ke lokasi yang ditentukan dengan alamat yang diperlukan. Selain itu, ia diberikan dua strip paritas yang disimpan dalam dua disk backup terpisah. Ini meningkatkan waktu rata-rata agregat antara kegagalan (MTBF), memungkinkan administrator untuk menganalisis dan meminimalkan kehilangan data dalam kerangka waktu yang wajar.

bagaimana raid 6 bekerja

Sangat mudah untuk menemukan sebuah file menggunakan alamat blok datanya dalam fungsi reguler. Namun, jika terjadi kegagalan pada sebuah disk, data yang sama dapat dipulihkan dari disk backup menggunakan strip paritas tersebut.

Karena disk backup tetap terisolasi dari database utama, sistem tidak perlu dimatikan. Proses pemulihan dan perbaikan dapat terjadi dengan drive backup yang masih terpasang. Karena terdapat dua drive backup, sistem masih dapat menahan kegagalan lain. Itu juga merupakan alasan mengapa Anda dapat menggunakan konfigurasi RAID 6 dalam sebuah sistem hybrid SSD-HDD.

penerapan hybrid raid 6

Bagian 3. Bagaimana cara mengonfigurasi RAID 6?

Proses konfigurasi RAID 6 berbeda untuk berbagai sistem. Namun, karena sebagian besar server saat ini menggunakan OS Linux, panduan ini akan membahas proses untuk Linux secara mendetail.

  1. Instal alat 'mdadm' ke sistem Anda, dan gunakan perintah 'fdisk' untuk melakukan verifikasi semua drive yang terpasang.
  2. Buat sebuah partisi baru untuk drive RAID 6 melalui perintah berikut:

# fdisk /dev/sdb

membuat sebuah partisi baru

Anda dapat menukar 'sdb' dengan 'sdc', 'sdd', dan seterusnya untuk partisi yang berbeda. Ingat, RAID 6 mendukung hingga 32 drive sekaligus, dengan dua di antaranya selalu dicadangkan sebagai backup.

  1. Tekan 'N' untuk membuat sebuah partisi baru. Anda dapat menjadikannya sebagai partisi utama dengan memilih 'P' dan memberinya nomor 1. Setelah selesai, tekan 'P' untuk mencetak bagian tersebut.
  2. Anda dapat mengulangi proses ini untuk semua partisi lainnya. Namun, Anda tidak perlu menetapkan sebuah nomor setiap kali. Sebagai gantinya, cukup tekan tombol Enter dua kali, dan Linux memberikannya nilai default.
tekan tombol enter dua kali

Gunakan tombol L untuk menelusuri daftar semua partisi yang tersedia. Anda dapat mengetik 't' untuk memilih partisi dan 'w' untuk menulis perubahan apa pun.

  1. Setelah Anda membuat partisi, Anda dapat menggunakan perintah berikut untuk memeriksa formasi superblok. Mereka menghabiskan banyak ruang dan dapat membuatnya lebih lambat untuk menulis data ke disk.

# mdadm -E /dev/sd[b-e]1

memeriksa formasi superblok

Anda dapat mengganti 'b-e' dengan skema penamaan yang Anda gunakan.

  1. Sekarang, Anda dapat membuat sebuah perangkat RAID baru dan menerapkan level yang sesuai ke semua partisi yang ada. Gunakan perintah berikut untuk hal yang sama.

# mdadm --create /dev/md0 --level=6 --raid devices=4 /dev/sdb1 /dev/sdc1 /dev/sdd1 /dev/sde1

#cat /proc/mdstat

terapkan level yang sesuai untuk semua partisi

Jika Anda mengetahui cara kerja RAID 6, Anda dapat melakukan verifikasi perangkat RAID tersebut menggunakan perintah # mdadm -E /dev/sd[b-e]1

  1. Selanjutnya, Anda harus melakukan verifikasi bahwa array RAID tersebut aktif dan sinkronisasi ulang telah dimulai di sistem Anda. Ketik perintah berikut untuk memeriksa hal yang sama.

# mdadm --detail /dev/md0

melakukan verifikasi array raid aktif
  1. Sekarang, Anda dapat menggunakan lampiran EXT4 untuk membuat sebuah sistem file dan memasangnya di bawah /mnt/raid6. Anda dapat mengganti sistem file EXT4 dengan NTFS atau FAT32 sesuai dengan kebutuhan Anda. Ketik perintah berikut untuk membuat sistem filenya.

# mkfs.ext4 /dev/mod0

# mkdir /mnt/raid6

# mount /dev/mod0 /mnt/raid6

  1. Buat beberapa file percobaan dan edit mereka untuk memastikan bahwa partisi tersebut berfungsi dengan benar.
  2. Simpan konfigurasi RAID 6 dan lakukan verifikasi status perangkat virtual '/dev/md0' menggunakan perintah berikut.

# mdadm --detail --scan --verbose >> /etc/mdadm.conf

# mdadm --detail /dev/md0

menyimpan konfigurasi raid 6

Setelah menyelesaikan proses tersebut, Anda dapat memilih untuk menambahkan beberapa drive cadangan untuk menghemat waktu di masa mendatang dengan menggunakan perintah fdisk.

Apa yang Terjadi Ketika Konfigurasi RAID 6 Gagal

Adakalanya konfigurasi RAID 6 menghadapi beberapa kegagalan disk dan kehilangan file penting. Anda dapat membaca artikel kami mengenai Pemulihan Data RAID 6 untuk menemukan solusinya.

Hal yang Juga Ditanyakan

Harus terdapat minimum empat drive pada sebuah sistem untuk RAID 6. Kapasitas yang dapat digunakan selalu 2 lebih sedikit dari jumlah drive yang tersedia. Itu meningkatkan toleransi kesalahan karena drive backup selalu dapat digunakan jika drive utama gagal.

RAID 6 dapat menahan kegagalan drive disk dua kali sebelum memerlukan sebuah backup. Kesalahan dapat terjadi baik secara bersamaan maupun berurutan. Konsep utamanya adalah mengisolasi dan memperbaiki drive yang rusak tanpa kehilangan akses ke data yang ada.

Jika Anda ingin menjalankan sebuah sistem tanpa arsip tetapi masih menginginkan basis data yang luas, maka RAID 5 sudah cukup. Namun, jika Anda membutuhkan penyimpanan yang sesuai untuk kumpulan data yang sangat besar, Anda harus memilih RAID 6.

Mengenai kecepatan membaca, kinerja RAID 6 setara dengan array disk independen lainnya. Namun, dalam hal penulisan data, ia hanya menawarkan seperenam dari kecepatan sebenarnya saat dioperasikan dengan satu drive.

Kesimpulan

Di dunia di mana malware dan serangan siber merajalela, pengamanan menjadi lebih berharga dari sebelumnya. Jika Anda perlu mempertahankan sebuah basis data yang tetap dapat diakses bahkan setelah kegagalan disk, mengetahui tentang RAID 6 dapat membuat hidup Anda jauh lebih mudah.

Anda Mungkin Berminat